Kamis, 31 Januari 2013

Pencemaran Tanah



Pencemaran tanah adalah masuknya bahan atau zat atau unsur lain ke dalam tanah sehingga konsentrasi suatu zat atau unsur hara menjadi racun bagi tanaman dan biota tanah dan atau keseimbangan unsur hara tanaman menjadi terganggu. Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Bahan yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah disebut polutan tanah. Polutan tanah bisa berasal dari sampah dan limbah cair, atau dari unsur hara yang secara berlebihan justru menjadi racun
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

1.        Sumber Pencemar Tanah
Tanah memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, salah satunya sebagai aset berharga yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Pemanfaatan tanah terkadang justru menimbulkan masalah pada tanah karena mengabaikan kualitas tanah sehingga tanah mengalami degradasi (land degradation).
Degradasi tanah adalah hasil dari suatu proses yang mengakibatkan runtuhnya kualitas dan produktivitas tanah. Penyebab degradasi tanah, sebagai salah satu indikator tercemar adalah beragam, namun secara garis besar ada lima sebab terjadinya degradasi tanah, yaitu :
a.   Erosi dan sedimentasi
b.   Penggaraman
c.  Residu pestisida dan limbah anorganik, termasuk logam berat
d.   Penggunaan pupuk secara berlebihan
e.    Pencemaran oleh limbah organik
Erosi adalah penyebab degradasi lahan paling utama. Erosi adalah proses penghancuran , pengikisan dan pengangkutan butir-butir tanah dari satu tempat ke tempat lain oleh ari dan atau angin. Erosi bisa terjadi secara alami, tetapi juga dapat disebabkann aktivitas manusia, seperti pembukaan lahan dengan cara pembakaran dan penebangan hutan tanpa penghijauan. Aktivitas inilah yang  kemudian mempercepat terjadinya erosi tanah, karena lemahnya atau bahkan tidak adanya jaringan pengikat butiran-butiran tanah, sehingga butiran tanah tersebut terdispersi (tersebar). Akibatnya, lama-kelamaan terjadi erosi karena adanya aliran di permukaan tanah yang disebabkan air dan atau angin.

2.        Indikator Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah sulit dipantau secara pasti seperti halnya air dan udara. Hal ini dikarenakan pencemaran yang terjadi pada tanah tidak berdampak secara langsung kepada manusia, seperti air dan udara. Manusia tidak memanfaatkan tanah untuk kebutuhan hidupnya secara langsung, melainkan memanfaatkan hasil produktivitas yang dihasilkan oleh tanah, misalnya tanaman atau lahan sebagai tempat tinggal.
Pencemaran tanah dapat diamati dari kualitas fisik tanah. Pengamatan dapat dilakukan pada kualitas lapisan tanah atas, warna tanah, kesuburan tanah. Perubahan ini ditandai dengan perubahan keseimbangan jumlah unsur hara (mikro dan makro) didalamnya. Perubahan lain adalah pada tekstur tanah. Jika tanah mengalami keretakan berarti tanah terlalu kering, atau dengan mengamati jumlah biota dalam tanah per 100 gram tanah lapisan atas (humus) maupun lapisan dibawahnya. Pencemaran tanah juga bisa dilihat dari kualitas air tanah, kualitas tanaman yang tumbuh diatasnya, dan kualitas biota di permukaan tanah. Kualitas tanah sangat penting karena akan mempengaruhi daya dukung lahan, yaitu kemampuan suatu lahan untuk mendukung kehidupan organisme dan biota di dalam atau di permukaan lahan.

3.        Dampak Pencemaran Tanah
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar