Kamis, 07 Februari 2013

Persembahan

Film animasi Wall-e
http://warsimi.blogspot.com/2012/11/bagaimana-kalau-di-bumi-tak-ada-lagi.html

Pernahkah kalian menonton film animasi di atas? Jika pernah, coba ingat-ingat kembali gambaran film tersebut dan inti ceritanya. Apa yang kamu dapatkan?

Benar jika kalian berfikir demikian, di film tersebut digambarkan keadaan bumi di masa depan yang tidak layak lagi untuk ditinggali. Tidak ada pohon, sampah dimana-mana hingga akhirnya para pendunduknya meninggalkan bumi menuju luar angkasa, hidup dengan teknologi serba canggih. Keadaan ini justru membuat manusia semakin malas sehingga terjadi perubahan pada bentuk tubuhnya. Dari film tersebut, dapat diambil nilai moral agar senantiasa menjaga lingkungan agar tidak tercemar, karena jika lingkungan sampai tercemar akan menyebabkan berbagai dampak negatif yang terjadi secara berlanjut baik bagi lingkungan maupun hidup manusia itu sendiri.


Keseimbangan ekosistem harus dijaga dan dilestarikan agar kehidupan di alam tetap berlangsung dengan sebagaimana mestinya. Perubahan sedikit saja dalam ekosistem tersebut dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam ekosistem yang nantinya juga berdampak pada kehidupan di dalamnya baik secara langsung maupun tak langsung.
animasi lingkungan yang tercemar

Perubahan tersebut bisa disebabkan oleh lingkungan yang tercemar akibat meningkatnya aktivitas manusia tanpa memperhatikan keadaan lingkungan, yang semakin lama semakin rusak. Kegiatan manusia ini menyebabkan pencemaran lingkungan yang akhir-akhir ini dampaknya semakin terasa. Udara tak lagi bersih, air tak lagi jernih, tanah tak lagi subur adalah contoh dari kerusakan lingkungan akibat pencemaran. Jika dibiarkan seperti ini, kehidupan makhluk hidup akan terganggu dan berdampak pada semua komponen penyusun ekosistem, tidak hanya pada manusia saja.


Keadaan lingkungan yang semakin buruk akibat kegiatan manusia dapat meningkatkan suhu di permukaan bumi oleh Gas Rumah Kaca yang dikenal dengan istilah Pemanasan Global. Dampak dari pemanasan global ini semakin terasa dan sudah berlangsung pada lingkungan meskipun terkadang manusia sebagai agen lingkungan tidak menyadarinya. Suhu yang semakin panas, cuaca yang tidak menentu, kekeringan dimana-mana adalah sekian contoh dari pemanasan global yang merugikan manusia. oleh sebab itu, hendaknya manusia senantiasa menjaga lingkungan ini agar tidak rusak semakin parah dengan melaksanakan pelestarian lingkungan dengan berbagai cara yang ada seperti penanaman pohon dan menggunakan teknologi ramah lingkungan. 

Blog dengan judul Materi Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan Kelas X merupakan sebuah pengembangan blog sebagai media pembelajaran yang diperuntukkan bagi siswa kelas X pada materi Pencemaran Lingkungan. Blog ini dirancang dengan maksud dan tujuan untuk memudahkan siswa mempelajari materi pencemaran lingkungan. Pemilihan materi ini dilandasi berdasarkan Standar Kompetensi Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem dengan Kompetensi Dasar Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan atau pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.


Harapan dari perancang blog adalah siswa dapat lebih termotivasi untuk mempelajari materi ekosistem dan pencemaran lingkungan dengan suasana baru sehingga diharapkan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


SELAMAT BELAJAR!!!


Rabu, 06 Februari 2013

Gambar Pencemaran Lingkungan

Pencemaran Lingkungan
ikan mati akibat lingkungan yang tercemar
http://rideralam.files.wordpress.com/2011/08/ikan.jpg 
sampah yang menumpuk dapat mencemari lingkungan
http://praz-unix.blogspot.com/2011/08/pencemaran-lingkungan-sampah-dari.html


Pencemaran Udara
http://noviresbioku.blogspot.com/2010/05/pencemaran-udara.html


Pencemaran Air
http://restorasibumi.blogspot.com/2010/11/pencemaran-air-dan-efek-kesehatan.html


Pencemaran Tanah
http://e-covirontment.blogspot.com/2012/09/latihan-soal.html



Pelestarian Lingkungan
Penanaman Pohon
(http://motherearthisours.blogspot.com/2012/09/upaya-pelestarian-lingkungan-hidup.html)

Pelestarian tanah dengan Terasering
(http://motherearthisours.blogspot.com/2012/09/upaya-pelestarian-lingkungan-hidup.html)


Pemanasan Global
http://corongonline.blogspot.com/2011/04/global-warming.html
http://www.diptara.com/2009/11/global-warming-benarkah-ini-penyebab.html


Efek Rumah Kaca
http://pesonageografi.wordpress.com/2011/01/22/pemanasan-global-global-warming/
http://sixooninele.blogspot.com/2010/08/pemanasan-global-banyak-yang-tidak.html


Dampak Pemanasan Global
Mencairnya es di Kutub
http://ervakurniawan.wordpress.com/tag/pemanasan-global/
Kekeringan akibat meningkatnya suhu permukaan Bumi
http://firmansyah11.wordpress.com/2009/01/10/dampak-pemanasan-global-tingkatkan-gangguan-keamanan/


Mari Selamatkan Bumi Kita :)
http://nikoenvironment.blogspot.com/p/penyebab-pemanasan-global-efek-rumah.html




Selasa, 05 Februari 2013

Video Pemanasan Global

Global Warming





Dampak Pemanasan Global





Senin, 04 Februari 2013

Video Pencemaran

Pencemaran Lingkungan Hidup







Kamis, 31 Januari 2013

Pelestarian Lingkungan


Pelestarian Lingkungan
Pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya aktivitas manusia menyebabkan tingginya jumlah dan jenis limbah sehingga membuat lingkungan menjadi tercemar. Pencemaran ini tidak sama antara satu daerah dengan daerah lainnya, namun bervariasi. Ada tingkat yang sudah sangat tercemar dan berbahaya, ada pula yang tingkat pencemarannya masih rendah namun tetap tercemar.
Kegiatan pengelolaan pencemaran dalam rangka pelestarian lingkungan tidak dimaksudkan untuk menjadikan lingkungan sebagai tempat sampah buangan manusia, tetapi juga bukan merupakan tempat yang terbebas sama sekali dari masukan polutan.
Pengelolaan pencemaran lingkungan untuk pelestarian lingkungan lebih dimaksudkan untuk mengendalikan jenis dan besaran polutan yang boleh dan tidak boleh dibuang dengan memperhatikan sifat polutan, dampaknya terhadap lingkungan, kesesuaian kondisi lokasi, cara pembuangannya dan persyaratan relevan lainnya.
Dua alasan penting untuk menjelaskan masalah di atas adalah yang pertama bahwa kegiatan manusia dalam skala besar maupun kecil selalu menghasilkan limbah, baik berupa padat, cair atau pun gas, yang terbuang ke lingkungan. Menghentikan produksi limbah secara total berarti menghentikan kegiatan pembangunan atau bahkan kegiatan kehidupan manusia.
Kedua, lingkungan – dalam skala tertentu – memiliki kapasitas asimilasi untuk memproses dan mendaur ulang bahan-bahan pencemar yang masuk ke dalamnya dengan sedikit atau tanpa kerusakan.
Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.
1. Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2. Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.
3.  Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
4.  Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
5.  Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
6.   Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman.
7.  Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.

Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain sebagai berikut :
a.   Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai. 
b.  Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata.
c.  Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.
d.   Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air (SIPA) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air.
e. Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
f. Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang.
g. Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan.
h. Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.

Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia, dan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan (Setiawan, 2004).
Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dilakukan dengan tanpa mengorbankan kepentingan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan merupakan konsep pembangunan yang memperhatikan kepentingan dari dua sisi, tujuan pembangunan itu sendiri dan kepentingan lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan ini diwujudkan dengan menetapkan aturan dalam melakukan pembangunan untuk memperhatikan dan memperkirakan dampak yang muncul bagi lingkungan, baik dampak positif maupun dampak negatif. Pembangunan yang semacam ini harus dilengkapi instrumen yang berkaitan dengan hukum lingkungan dan kebijakan lingkungan hidup, misalnya melalui perlengkapan instrumen pengendalian dampak lingkungan seperti AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

1.        Teknologi Ramah Lingkungan Sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan
Pelestarian dan pengelolaan lingkungan tidak hanya bergantung pada kebijakan-kebijakan pengelolaan lingkungan saja, tetapi juga memerlukan partisipasi dari industri yang menghasilkan limbah dengan mengembangkan teknologi yang mampu mengatasi persoalan di seputar kerusakan lingkungan secara cepat dan tepat.
Pengelolaan lingkungan hidup dengan pendekatan teknologi ramah lingkungan sangat penting. Teknologi ramah lingkungan dapat membantu mengatasi masalah lingkungan. Teknologi ramah lingkungan tidak harus berupa temuan teknologi baru,  tapi bisa juga berarti penerapan metode yang bersifat ramah lingkungan dalam setiap kegiatan. Dengan kata lain, teknologi ramah lingkungan merupakan usaha penggunaan teknologi atau metode yang dapat meminimalkan dampak negatif pada lingkungan.
Permasalahan dalam pengelolaan limbah hasil industri yang dapat berdampak buruk bagi kehidupan memunculkan suatu perubahan strategi yang dikenal dengan konsep produksi bersih (cleaner production). Strategi ini bertujuan untuk mencegah atau memperkecil dampak negatif yang dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri. Inti pelaksanaan produksi bersih adalah mencegah, mengurangi, dan menghilangkan terbentuknya limbah atau pencemar pada sumbernya. Guna mendukung proses adopsi teknologi bersih atau teknologi ramah lingkungan diperlukan suatu perubahan yang mendasar dalam hal komitmen serta perilaku manajemen.
Contoh strategi pengelolaan lingkungan dengan cleaner production PT. Astra International Tbk., 2003 (diadaptasi dari Mukhtasor, 2006)

Strategi pengelolaan lingkungan dengan penerapan produksi bersih adalah sebagai berikut :
  • Bersifat preventif dan terpadu
  • Dilakukan secara terus menerus
  • Dilakukan dalam proses produksi maupun terhadap produk yang dihasilkan
  • Bertujuan untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan


Aspek lain yang penting dalam perkembangan teknologi bersih adalah aspek ekonomi. Dalam hal ini, teknologi bersih memerlukan pendekatan yang moderat, dan tidak konservatif seperti halnya pembangunan yang belum menerapkan konsep pembangunan berwawasan lingkungan.

2.        Penghijauan Perkotaan
Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Penghijauan tersebut begitu penting sehingga penghijauan sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di seluruh nusantara. Usaha untuk meningkatkan penghijauan di perkotaan dapat mengurangi CO2 atau polutan lainnya yang berperanan terjadinya efek rumah kaca atau gangguan iklim, karena tumbuhan yang ditanam berperan sebagai produsen pertama yang mengubah energi surya menjadi energi potensial untuk makhluk lainnya dengan mengubah CO2 menjadi O2 dalam proses fotosintesis.
Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Penghijauan kota dalam artian lainnya adalah suatu usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan taman-taman lingkungan, jalur hijau dan sebagainya. Dalam hal ini penghijauan perkotaan merupakan kegiatan pengisian ruang terbuka di perkotaan.
Fungsi dan peranan penghijauan antara lain :
a.  Sebagai paru-paru kota. Tanaman sebagai elemen hijau, pada pertumbuhannya menghasilkan zat asam (O2) yang sangat diperlukan bagi makhluk hidup untuk pernapasan.
b. Sebagai pengatur lingkungan (mikro), vegetasi akan menimbulkan bahwa lingkungan setempat sejuk, nyaman dan segar.
c.   Pencipta lingkungan hidup (ekologis). Penghijauan dapat menciptakan ruang hidup bagi makhluk hidup di alam.
d. Penyetimbangan alam (adhapis) merupakan pembentukan tempat-tempat hidup alam bagi satwa yang hidup di sekitarnya.
e. Perlindungan (protektif), terhadap kondisi fisik alami sekitarnya, (angin kencang, terik matahari, gas atau debu-debu)
f.   Keindahan (estetika). Dengan terdapatnya unsur-unsur penghijauan yang direncanakan secara baik dan menyeluruh akan menambah keindahan kota.
g.   Kesehatan (hygiene), misalnya untuk terapi mata.
h. Rekreasi dan pendidikan (edukatif). Jalur hijau dengan aneka vegetasi mengandung nilai-nilai ilmiah yang berguna sebagai bahan pembelajaran.
i.    Sosial politik ekonomi.

contoh penghijauan perkotaan dengan cara pembuatan taman kota
http://green-city-012.blogspot.com/ (2011)

Pemeliharaan pada penghijauan meliputi penyulaman, pemangkasan, pemberantasan hama dan penyakit, pemberantasan gulma, penyiraman, pemupukan, pemetikan dan lainnya. Eckbo (1956) dalam Irwan (2010) menyatakan bahwa pemilihan jenis tanaman untuk penghijauan agar tumbuh dengan baik hendaklah dipertimbangkan syarat-syarat hortikultur (ekologikal) dan syarat-syarat fisik. Syarat hortikultural yaitu respons dan toleransi terhadap temperatur, kebutuhan air, kebutuhan dan toleransi terhadap cahaya matahari, kebutuhan tanah, hama dan penyakit, serta syarat-syarat fisik yaitu tujuan penghijauan, persyaratan budidaya, bentuk tajuk tekstur, warna, dan aroma.

3.        Pembangunan Berkelanjutan
Teknologi sebagai hasil interaksi manusia dengan sumberdaya alam berkembang dalam sebuah tatanan sosial-budaya tertentu. Untuk itu, upaya transformasi sumberdaya alam menjadi produk dan jasa yang dibutuhkan masyarakat perlu memperhatikan keberlanjutan daya dukung lingkungan fisik-biologis, maupun kecocokannya dengan lingkungan budaya dan sosial masyarakatnya. Ini berarti bahwa pemilihan teknologi yang dipergunakan dalam upaya proses nilai tambah merupakan proses pengambilan keputusan dengan beragam konflik kepentingan.
Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) merupakan suatu program reformasi ekonomi lokal dan global sebagai reaksi atas kesenjangan-kesenjangan yang terjadi. Tantangan dari pelaksanaan pembangunan berkelanjutan adalah untuk mengembangkan dan menguji cara-cara untuk mengubah proses pembangunan ekonomi agar tidak membawa kehancuran ekologis dan sistem komunitas (lingkungan keluarga dan rumah tangga, desa, kota) serta menciptakan kehidupan yang lebih berkualitas.
Tujuan pembangunan berkelanjutan ini adalah sebagai upaya untuk mewujudkan hal-hal sebagai berikut :
a.         Konservasi Sumberdaya
Tujuan konservasi sumber daya adalah untuk mencukupi kebutuhan sumber daya alam sekarang dan generasi mendatang dengan cara seperti penggunaan lahan yang efisien, menghindari pemborosan sumber daya alam tak terbaharui, sedapat mungkin mengganti penggunaan sumberdaya tak terbaharui dengan yang terbaharui, dan mempertahankan keanekaragaman hayati.
b.         Built development
Tujuan dari Built Development ini adalah untuk menjaga keharmonisan antara pembangunan dengan lingkungan alam. Hubungan anatar keduanya dirancang untuk seimbang dan saling memperkuat (mutual enhancement).
c.         Kualitas Lingkungan
Pembangunan berkelanjutan harus dilaksanakan dengan menjaga sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan. Ini dapat dicapai dengan cara menghindari proses dan aktivitas yang dapat mencemari dan menimbulkan degradasi lingkngan sehingga menyebabkan penurunan kemampuan regeneratif lingkungan.
d.        Kesetaraan Sosial
Sasaran utama dari kesetaraan sosial adalah mencegah pembangunan yang menimbulkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin, serta mewujudkan pembangunan yang mengurangi kesenjangan sosial.
e.         Partisipasi Politis
Sasaran dari partisipasi politis ini adalah untuk mengubah nilai, perilaku dan kebiasaan, dengan meningkatkan partisipasi dalam pembuatan keputusan politis dan mengambil inisiatif dalam peningkatan kualitas lingkungan mulai dari komunitas lokal sampai ke level yang lebih tinggi.

Tabel Perbedaan pengendalian masalah lingkungan hidup
No.
Indikator
Perbedaan masalah lingkungan hidup
Negara maju
Negara berkembang
1.
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan
Tinggi dan responsif
Rendah dan kurang responsif
2.
Perhatian pemerintah terhadap reaksi masyarakat
-    Tinggi
-    Cepat bertindak
-    Rendah
-    Lambat bertindak
3.
Teknologi dalam proses produksi
-    Canggih
-    Limbah memenuhi baku mutu
-    Seadanya
-    Limbah sering melampaui baku mutu
4.
Teknologi dalam penanganan masalah yang timbul
-    Canggih
-    Tanggung jawab tinggi
-    Kurang tersedia
-    Kurang tanggung jawab
5.
Penerapan sanksi hukum
Diterapkan secara konsisten
-    Sering mengalami kendala dalam pembuktian
-    Kurang diterapkan karena pertimbangan tenaga kerja, berkurangnya penerimaan dari pajak, dll
Mukhtasor, 2008

Menurut Manik (2003) dalam Mukhtasor (2008), permasalahan lingkungan hidup disebabkan oleh 5 hal pokok, yaitu karena peristiwa alam, pertumbuhan popilasi manusia, eksploitasi sumber daya alam, industrialisasi, dan transportasi.
Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana tanpa harus merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara individu maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka sudah sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan.

Pemanasan Global


Pemanasan Global (Global Warming) dan Efek Rumah Kaca
Pemanasan global (Global Warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Secara umum pemanasan global didefinisikan dengan meningkatnya suhu permukaan bumi oleh gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Meski suhu lokal berubah-ubah secara alami, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir suhu global cenderung meningkat lebih cepat dibandingkan data yang terekam sebelumnya. Dan sepuluh tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990.
Ilustrasi Sumber Pemanasan Global di Indonesia
Sumber : http://ronnyyusuf88.blogspot.com/2012/11/global-warming-pemanasan-global.html (2012)

Pemanasan global juga sering dikaitkan dengan perubahan iklim. Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-Nina berlangsung.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain.  Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

1.        Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca (ERK) alami adalah suatu fenomena yang terjadi karena adanya gas-gas tertentu di lapisan atmosfer. Gas-gas ini menyebabkan sebagian dari sinar inframerah (sinar panas dari matahari) yang dipancarkan oleh bumi terserap oleh gas-gas ini di lapisan troposfer dan tidak dipancarkan ke angkasa, akibatnya terjadi kenaikan suhu troposfer dan permukaan bumi. Gas-gas yang menyerap sinar inframerah ini disebut gas rumah kaca (GRK).
Apabila tidak ada ERK alami, suhu permukaan bumi dingin sekali yaitu sekitar-18 oC, namun dengan adanya efek rumah kaca alami ini maka suhu bumi rata-rata adalah 15 oC, sesuai dengan kehidupan manusia. Kegiatan manusia (antrhopogenik) yang meningkat berbanding lurus dengan emisi ERK, dan akan menyebabkan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh kenaikan intensitas ERK atau dengan kata lain disebut dengan pemanasan global.
Skema Terjadinya Efek Rumah Kaca
http://pesonageografi.wordpress.com/2011/01/22/pemanasan-global-global-warming/ (2011)

Seorang ahli matematika dan fisika dari Prancis, Jean B. Fourier pada tahun 1822 menjelaskan bahwa sebenarnya atmosfer bumi sama dengan kaca dari sebuah rumah kaca. Dijelaskan bahwa sinar matahari dapat masuk kedalamnya namun akan tertahan didalamnya pada saat “gelap”. Svante August Arrhenius, seorang ilmuwan Swedia, pada tahun 1896 menyatakan bahwa dengan meningkatnya emisi gas CO2 sebagai akibat dari Revolusi Industri pada masa itu, akan menyebabkan pemanasan global yaitu naiknya suhu permukaan bumi.

2.        Gas Rumah Kaca dan Sumbernya
Gas rumah kaca alami yang terutama adalah karbondioksida (CO2), metan (CH4), ozon (O3), dinitrogen oksida (N2O), metil khlorida (CH3Cl) dan uap air. Kegiatan manusia yang meningkat mengakibatkan terjadi pencemaran dengan peningkatan jumlah emisi dan komponen GRK, terutama gas CO2 dan masuknya kelompok gas CFC sebagai GRK.
Sumber GRK yang terbesar adalah proses pembakaran bahan bakar fosil yang berasal dari pembangkitan tenaga, keperluan rumah tangga, dan transportasi. Gas utama yang dihasilkan dari aktivitas ini adalah CO2, kemudian metan (CH4) dari gas alam dan penambangan batubara, serta dinitrogen oksida (N2O) dan ozon sebagai hasil pembakaran bahan bakar fosil, dari proses penggunaan kelompok gas CFC, diikuti dari perkebunan dan penebangan hutan, dan industri.  

3.        Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Bumi
Radiasi matahari yang datang ke bumi tidak seluruhnya terserap oleh permukaan bumi karena dipantulkan oleh awan dan permukaan bumi terutama yang mengkilap seperti es dan salju. Radiasi yang terserap kemudian dikonversi menjadi panas yang menghangatkan bumi. Selanjutnya, terjadi emisi kembali oleh permukaan bumi ke atmosfer. Karena suhu bumi yang rendah, maka sinar yang dipancarkan oleh bumi adalah sinar bergelombang panjang, yaitu inframerah.
Sebagian dari radiasi inframerah ini lepas ke luar angkasa dan sebagian lagi diserap oleh GRK dan dire-emisikan kembali ke permukaan bumi. Sebagai akibat langsung dari peristiwa ini maka terjadilah pemanasan permukaan bumi dan troposfer. Peristiwa ini terjadi secara berulang-ulang dan terus-menerus.

4.        Pemanasan Global dan Dampaknya
Pemanasan global yang semakin lama semakin meningkat dan bertambah buruk menyebabkan berbagai fenomena di alam yang tidak biasa seperti kemarau berkepanjangan dan bencana-bencana lainnya. Hal ini tidak lepas dari kegiatan manusia yang semakin meningkat dan kurang mempedulikan lingkungan. Dampak-dampak yang dapat terjadi akibat pemanasan global antara lain :
a.Kenaikan permukaan air laut. Kenaikan permukaan air laut ini dapat menyebabkan hilang/tenggelamnya pulau-pulau kecil.
b.Perubahan iklim regional daerah pertanian. Pemanasan global pada suatu daerah dapat menyebabkan peningkatan hari yang mengalami suhu ekstrim panas, dan penurunan pada hari yang mengalami suhu ekstrim dingin, sementara di daerah lain mengalami keadaan sebaliknya.
c. Perubahan pada Ekosistem. Kenaikan suhu bumi secara kontinyu dapat menyebabkan terganggunya kehidupan beberapa spesies sehingga bermigrasi ke daerah lain, juga berpengaruh pada tumbuhan yaitu dapat menyebabkan kematian tumbuhan dan pohon-pohon hutan, terutama yang berada di daerah tropis. Pada akhirnya, kematian pohon-pohon ini akan menyebabkan gas O2 menurun dan penyerapan gas CO2 berkurang.
d. Pengaruh pada kesehatan manusia. Pemanasan global memang tidak berpengaruh langsung terhadap kesehatan manusia, namun peningkatan suhu yang tinggi dapat menyebabkan penduduk mengalami kepanasan dan stress yang nantinya dapat mengganggu kesehatan.
e.Pengaruh pada lapisan ozon stratosfer. Terjadinya pemanasan pada lapisan troposfer di dekat lapisan stratosfer, akan menyebabkan pendinginan pada lapisan stratosfer dan memberikan efek positif pada ozon stratosfer. Namun di sisi lain, hal ini menyebabkan kerusakan ozon di atas antartik dan artik.

5.        Pengendalian Pemanasan Global
Pengendalian pemanasan global diperlukan pada penyebab terjadinya yaitu kenaikan intensitas efek rumah kaca (ERK). Upaya untuk mengatasi kenaikan ERK tersebut baik dalam ruang lingkup regional maupun internasional dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), terutama CO2, CH4, N2O dan kelompok gas CFC dan Ozon stratosfer.
Beberapa cara untuk pengurangan ini antara lain :
1) Efisiensi penggunaan energi.
2) Menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan dan terbarukan.
3) Mengurangi emisi kelompok gas CFC.
4) Mengurangi emisi methan.
5) Mengurangi pembakaran limbah biomassa.
b.  Peningkatan reboisasi.
c. Kesepakatan internasional tentang perubahan iklim, khususnya prinsip tentang pengaturan ERK serta melakukan inventarisasi GRK dan penyerapannya secara nasional pada setiap negara.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.