Air merupakan komponen penting dalam
kehidupan. Air sebagai sumber daya alam sangat penting dan mutlak diperlukan
semua makhluk hidup, termasuk manusia. Air memiliki jumlah yang besar, yakni
dua pertiga dari seluruh luas permukaan bumi. Air juga merupakan unsur
pembentuk utama dalam tumbuhan, hewan dan manusia.
Air merupakan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui dan tersedia melimpah dalam jumlah yang konstan dan memiliki
siklus tetap. Jenis air yang paling banyak digunakan adalah air tawar.
Pencemaran
atau polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan
dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk
murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi. Sebagai contoh, meskipun
di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan
bebas dari polusi, air hujan selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2,
O2 dan N2, serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan
partikel-partikel lainnya yang terbawa dari atmosfer.
Pencemaran air menurut
Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
1.
Sumber
Pencemar Air
Sumber pencemar air
dibagi menurut karakteristik masing-masing sumber pencemar. Sumber pencemar
berdasarkan asalnya dibagi menjadi 2 yaitu :
a.
Sumber Pencemar Domestik
Limbah domestik adalah semua buangan yang berasal
dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian, apotek, rumah sakit, rumah
makan dan sebagainya. Limbah tersebut secara kualitatif dapat mengandung bahan
organik, garam terlarut, lemak, bakteri (terutama golongan fekal coli), jasad
patogen, parasit, hingga bahan berbahaya dan beracun.
b.
Sumber Pencemar Non-domestik
Limbah
non-domestik sangat bervariasi, terutama limbah yang berasal dari kegiatan
industri. Kegiatan bidang perindustrian pada umumnya menimbulkan pencemaran
air. Beberapa jenis industri menggunakan air dengan volume sangat besar, yang
diperoleh baik dari sumber air tanah maupun air permukaan.Penggunaan air ini
berpengaruh terhadap sistem hidrologi sekitar, sedangkan limbah pertanian
biasanya terdiri atas bahan padat bekas tanaman yang bersifat organis, bahan
pemberantas hama dan penyakit (pestisida), serta bahan pupuk yang mengandung
diantaranya nitrogen, fosfor, sulfur, dan mineral.
Berdasarkan
bentuk sebarannya, sumber pencemaran air dibagi menjadi dua, yaitu :
a)
Sumber pencemaran tersebar (non point source pollution)
Sumber
pencemaran tersebar merupakan sumber pencemar yang tidak terlokalisasi secara
definitif. Sumber pencemaran ini biasanya berasal dari daerah pinggiran kota (sub-urban), kota-kota besar, rumah-rumah
pedesaan (rular homes), pertanian dan
peternakan. Sumber pencemaran ini tersebar dari beberapa daerah dan tidak
langsung mencemari badan air. Biasanya, pencemar ini terlebih dahulu mencemari
air tanah atau saluran air (saluran air terbuka maupun tertutup), yang kemudian
bermuara di badan air, seperti sungai dan laut.
b)
Sumber pencemaran titik (point source pollution)
Sumber
pencemaran titik merupakan sumber pencemaran yang berasal dari titik-titik
tertentu di sepanjang badan air penerima (sungai). Sumber pencemaran ini dapat
diketahui dengan jelas lokasi sumbernya. Sumber pencemaran ini terutama berasal
dari pipa-pipa pembuangan limbah cair dari industri yang tidak mengolah
limbahnya. Selain itu pencmaran ini juga berasal dari buangan hasil pengolahan
limbah di IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang tidak memenuhi syarat
baku mutu air limbah yang ditetapkan.
2.
Polutan
Air
Polutan
air merupakan zat yang mencemari air. Polutan memiliki bentuk dan jenis yang
beragam. Menurut bentuknya, polutan air dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Padat,
misalnya sampah, hasil erosi tanah dan sebagainya.
b. Cair,
misalnya
limbah cair dari industri dan rumah tangga, hujan asam.
c. Gas,
misalnya
gas karbon dioksida hasil pembakaran dari kendaraan atau asap pabrik, yang
masuk ke dalam air melalui pertukaran udara.
Ciri-ciri
air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan
polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Contohnya air minum yang
terpolusi mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya sukar
dideteksi, kehidupan hewan air akan berkurang pada sungai yang terpolusi berat,
atau minyak yang terlihat terapung pada permukaan air laut menunjukkan adanya
polusi. Menurut Fardiaz (1992) polutan air dikelompokkan menjadi sembilan
kelompok berdasarkan perbedaan-perbedaan sifatnya :
a. Padatan
b. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding waste)
c. Mikroorganisme
d. Komponen organik sintetik
e. Nutrien tanaman
f. Minyak
g. Senyawa anorganik dan mineral
h. Bahan radioaktif
i. Panas
Pengelompokkan
tersebut di atas bukan merupakan pengelompokan yang baku, karena suatu jenis
polutan mungkin dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok. Sebagai
contoh, bakteri dapat dimasukkan ke dalam kelompok mikroorganisme maupun
kelompok padatan tersuspensi. Suatu limbah atau bahan buangan mungkin
mengandung lebih dari satu macam polutan. Sebagai contoh, sampah organik adalah
suatu bahan buangan yang membutuhkan oksigen, tetapi juga mengandung
mikroorganisme dan mungkin nutrien tanaman. Jadi pengelompokan di atas lebih
bersifat untuk memudahkan dalam pembahasan mengenai berbagai jenis polutan.
3.
Indikator
Pencemaran Air
Pencemaran air dapat
diketahui dari aspek fisik-kimia dan/atau aspek biologi. Beberapa indikator
pencemar air aspek fisika-kimia adalah sebagai berikut :
A. pH (derajat
keasaman)
pH sautu badan air merupakan indikasi keseimbangan antara asam (ditandai
dengan ion H+) dan basa (OH-). Keduanya merupakan ion
pembentuk air (H2O). Air murni memiliki asam dan basa dalam jumlah
yang seimbang pada pH 7. Air bersifat asam bila pH-nya kurang dari 7, dan bila
lebih dari 7 air akan bersifat basa. Apabila pH air kurang dari 5 dan lebih
dari 9, maka badan air tersebut telah dikatakan tercemar.
B. Suhu
Suhu air berkisar pada 25oC Suhu air pada tiap badan air berbeda-beda
tergantung pada ketinggian dan kondisi geografis. Suhu air di daerah tropis
berbeda dengan suhu air di daerah subtropis. Air dikatakan tercemar apabila
suhu air pada wilayah tersebut berubah secara drastis.
C. Warna
Air yang memenuhi syarat kesehatan secara umum adalah tidak berasa, tidak
berbau dan tidak berwarna (jernih). Ketiga syarat tersebut bukan sekedar
merupakan syarat estetika, tapi juga merupakan indikasi apakah air tersebut
tercemar atau tidak. Perubahan warna air bisa diakibatkan karena partikel
terlarut seperti lumpur, fitoplankton dan mikroorganisme yang bersifat
mikroskopis. Sumber pencemaran warna terutama berasal dari limbah cair industri
cat, industri tekstil dan pencelupan kain, serta industi pewarna pakaian dan
makanan.
D. Disolved Oxygen (DO)
DO atau oksigen terlarut, adalah banyaknya oksigen yang terlarut dalam satu
liter air (mg/l). Oksigen merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup untuk proses metabolisme. Kehidupan tumbuhan dan organisme perairan
tergantung dari kemampuan badan air mempertahankan jumlah oksigen terlarut
dalam air. Semakin rendah jumlah oksigen terlarut dalam air menunjukkan makin
tingginya tingkat pencemaran suatu perairan.
E. Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD atau permintaan oksigen biologis, adalahh jumlah oksigen (dalam mg)
yang diperlukan oleh mikroorganisme (terutama bakteri) untuk proses
penguraian/oksidasi dan stabilisasi bahan organik secara biologis pada kondisi
aerobik (kondisi dimana mikroba tidak dapat hidup tanpa oksigen) dalam satu
liter air limbah. BOD yang tinggi mengindikasikan adanya bahan organik yang
tinggi pula, dan itu berarti tingkat pencemaran di suatu badan air juga tinggi.
hal ini dikarenakan mikroorganisme memerlukan oksigen dalam jumlah besar untuk
menguraikan bahan organik dalam jumlah besar pula.
F.
Chemical
Oxygen Demand (COD)
COD atau permintaan oksigen kimiawi merupakan pengukuran jumlah bahan
organik dengan menggunakan persamaan dari jumlah oksigen (dalam mg) yang
diperlukan untuk mengoksidasikan bahan organik secara kimiawi dalam satu liter
air limbah. Nilai COD selalu lebih besar dari BOD. Hal ini dikarenakan tidak
semua bahan organik yang dihitung melalui persamaan kimia mampu diuraikan oleh
mikroorganisme.
G. Logam Berat
Logam tertentu sejatinya dibutuhkan oleh tubuh, namun dalam jumlah yang
cukup dan tidak berlebih, seperti zat besi untuk pembentukan sel darah merah.
Air dikatakan tercemar apabila kandungan logam di dalam air tersebut melebih
batas dan jumlah yang ditentukan sehingga bersifat racun dan berdampak negatif
terhadap sistem tubuh, jenis logam berat paling berbahaya adalah raksa, perak,
tembaga, seng, nikel, timah hitam, kadmium, arsen dan kromium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar